MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
“SAYURAN
PARE”
Oleh :
1.
Delbra Aliffauziah 1533010003
2.
Alvian Cahya S. 1533010017
3.
Shafira Suci Utami 1533010020
4.
Norma Maharani 1533010025
5.
Muzayyanah A. A. 1533010043
TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang sayur pare dan
manfaatnya sebagai syarat peyelesaian tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan
Pangan dan untuk parapembaca.
Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang sayur pare dan
manfaatnya ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Surabaya, 03 Mei 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan adalah suatu ilmu
yang mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia dari komponen-komponen yang tersusun
didalam bahan makanan hewani maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan
makanan tersebut; dan sifat-sifat ini dihubungkan dengan segi produksi serta
perlakuan sebelum dan sesudah panen seperti penyimpanan, pengolahan, pengawetan,
distribusi, pemasaran sampai ke konsumsinya dengan tidak melupakan pula hubungannya
dengan keamanan para konsumen.
Pada umumnya bahan makanan tersusun oleh tiga
pokok komponen yaitu karbohidrat, protein dan lemak serta turunannya, sedangkan
sisanya yang hanya sebagian kecil terdiri dari bermacam-macam zat organic yaitu
vitamin, enzim, zat penyebab asam, oksidan, antioksidan dan pigmen dan zat
penyebab rasa dan bau (falvor) serta air. Dalam setiap bahan makanan komponen
tersebut sangat bervariasi jumlahnya sehingga akan membentuk struktur, tekstur,
rasa, bau, warna serta kandungan gizi yang berlainan pula.
Sayuran adalah tanaman hortikultura, umumnya mempunyai umur relative
pendek dan merupakan tanaman musiman. Setiap jenis dan varietas sayur sayuran
mempunyai warna, rasa, aroma, dan kekerasan yang berbeda beda, sehingga sebagaibahan pangan sayur sayuran dapatmenambah
varietas makanan. Ditinjau dari nilai segi gizinya sayur sayuran mempunyai arti
penting sebagai sumber mineral dan vitamin berupa vitamin A dan C. Komposisi
setiap macam sayuran berbeda beda dan dipengaruhi oleh beberapa varietas,
keadaan cuaca, tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara pemanenan dan kondisi
penyimpanan. Pada dasarnya sayuran dapat
dibedakan menjadi lima kelompok sayuran yaitu
1.
Sayuran
daun, contoh : bayam, selada, kol, sawi, kangkung, bayam merah
2.
Sayuran
umbi, contoh : kentang, wortel, bit, bawang merah
3.
Sayuran
buah, contoh : tomat, mentimun, petai, kacang panjang, pare
4.
Sayuran
biji, contoh : kacang merah, kacang tanah, kacang kapri
5.
Sayuran
batang, contoh: rebung, asparagus
Sayuran-sayuran tersebut memiliki manfaat dan
kandungan yang berbeda-beda. Salah satu sayuran buah yang memiliki banyak
manfaat adalah sayuran pare. Pare (Momordica
charantia L.) merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak terdapat di Asia,
India, Afrika Timur, dan Amerika Selatan yang dimanfaatkan untuk mengobati
diabetes melitus, sebagai antioksidan, hipokolesterolemia, dan hipotrigliseridemia.
Di dalam buah pare banyak mengandung bahan aktif seperti cucurbitasin (zat pahit),
momordikosid, momorkarin, momordisin, momordin, asam trikosapar, resin, asam
resina, vitamin A, B, dan C, karantin, hydroxytryptamine, dan saponin.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.
Definisi Sayuran
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan
asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keaadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis
sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat
dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara yang lainnya harus
diolah terlebih dahulu dengan cara direbus, dikukus, digoreng, atau disangrai.
Sayuran berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan.
Pare (Momordica
charantia L.) merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak terdapat di
Asia, India, Afrika Timur, dan Amerika Selatan yang dimanfaatkan untuk
mengobati diabetes melitus, sebagai antioksidan, hipokolesterolemia, dan hipotrigliseridemia. Pare (Momordica charantia L.) Sinonim Momordica
balsamina Blanco, Momordica balsamina Descourt, Momordica
cylindrica Blanco, Momordica jagorana C.Koch, Momordica
operculata Vell, Cucumis africanus Lindl. Merupakan tanaman tropis,
hidup di dataran rendah dan dapat merupakan tanaman yang dibudidayakan atau
tanaman liar di tanah kosong. Bila dibudidayakan akan ditanam di ladang,
halaman rumah, dirambatkan pada anjang anjang bambu, atau dipohon dan pagar. Pare
mudah tumbuh memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur
ditampat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari. Tanaman semusim berumur
hanya setahun perambat dengan sulurnya mirip spiral membelit kuat untuk
merambat. Mempunyai banyak cabang, batangnya segi lima. Pare berdaun tunggal,
berjajar diatara batang berselang-seling, bentuknya bulat panjang, dengan
panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung,
warnanya hijau tua.
1.2.
Asal Usul Dan Wilayah
Penyebaran Pare
Pare
dikenal dengan rasa pahitnya meskipun demikian, tidak sedikit orang yang
mengkonsusmsinya dibalik rasa pahitnya terkandung khasiat sebagai obat berbagai
jenis penyakit. Disamping sebagai obat, pare juga banyak diolah menjadi aneka
masakan yang lezat. Pare bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini dipergunakan
berasal dari asia tropis, terutama Myanmar
dan India bagian barat, tepatnya di Assam. Tanaman ini juga ditemukan di
Nepal, Sri Lanka, Cina, dan di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk
Indoneisa. Namun, belum ada data secara rinci kapan tanaman ini masuk ke
Indonesia.
Secara
umum, pare banyak tumbuh di daerah tropis, termasuk di wilayah amazon, Afrika,
Asia dan Karibia. Tanaman pare ini ada
yang liar dan ada juga yang dibudayakan.
Salah satu sumber sejarah yang paling awal tentang budidaya pare ditemukan
dalam uraian yang bertulis oleh Li (1578). Li menjelaskan bahwa pare telah
dibudidayakan di Cina bagian selatan pada abad ke-16. Menurur William dan NG
peneliti asal Vietnam, jenis tanaman pare yang dibudidayakan di wilayah Cina
tersebut sama dengan yang dibudidayakan di Indonesia. Di Jepang pare juga telah
lama dikenal terutama oleh penduduk Okinawa yang mengonsumsinya baik dalam
bentuk sayuran atau acar.
Sementara
itu, penduduk wilayah Amazon sudah banyak yang menanam pare di pekarangan
rumahnya. Tanaman ini dijadikan sebagai
tanaman obat dan sayuran. Penduduk tersebut mnambahkan buah atau daun pare
dalam sayur sup yang dibuatnya sebagai penambah cita rasa.caranya dengan
merebus buah atau daun pare tersebut dan menambahkan garam halus sampai
setengah matang.
Penduduk
Brazil sudah banyak memanfaatka pare untuk mengobatan tumor, luka,rematik,
malaria, peradangan, diabetes, mulas, demam, cacingan dan sebagai obat kuat.
Selain itu, pare juga banyak dimanfaatkan sebagai obat diabetes dan disentri.
Namun, akar tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai obat kuat. Sementara
itu, di Peru, daun pare dimanfaatkan untuk mengobati penyakit campak, malaria,
dan beberapa jenis peradangan.
Di
Indonesia, secara turun-menurun, pare banyak dimanfaatkan untuk mengobati
beberapa penyakit seperti diabetes, luka, dan penyakit inveksi lainnya. Pare
juga dimanfaatkan sebai anti virus untuk mengobati peyakit hepatitis, demam, dan
campak.
1.1.
Karakteristik Pare
Pare atau bitter gourd atau balsam
pear bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang
beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman memastikan sentrum utama tanaman
pare terdapat di Asia tropis, terutama daerah India bagian barat yakni Assam
dan Burma. Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat
menjalar atau merambat, buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah
berbintil-bintil, daging buahnya agak tebal, dan didalamnya terdapat sejumlah
biji. Biji pare berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta
permukaannya tidak rata. Biji-biji pare dapat digunakan sebagai alat
perbanyakan tanaman secara generative
Pare merupakan jenis tanaman semak musim
yang tumbuh menjalar atau merrambat dengan menggunakan sulur panjang. Sulur
tumbuh disamping daun yang sering membentuk spiral.tanaman ini memiliki aroma
atau mempunyai bau langu yang khas.
Akarnya berupa akar tunggang berwarna putih.
Struktur batang pare tidak berkayu. Batang tegaknya berusuk lima dan
berwarna hijau. Batang mudanya berambut dan akan menghilang setelah tua.
Gambar
tanaman pare
Daun pare
berbentuk bulat telur, berbulu dan berlekuk . Susunan tulang daunnya menjari. Tangkai daun tumbuh dari ketiak daun.
Panjang tangkai daunnya mencapai 7-12 cm. daunnya berwarna hijau tua di bagian
permukaan atas dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda atau kekuningan.
Letak daun pare berseling dengan panjang tangkai 1,5-5,3 cm.
Gambar daun tanaman pare
Bunga
pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna kuning menyala . Bunga pare terdiri
dari bunga jantan dan bunga betina yang berduri tempel, halus dan berambut.
Kelopak bunga berbentuk lonceng dan berusuk banyak . panjang tangkai bunga
jantan mencapai 2-5,5 cm, sedangkan tangkai bunga betina panjangnya 1-10 cm.
Bunga tanaman pare
Buah
pare berasal dari bunga pare betina yang telah mengalami proses penyerbukan.
Buah ini berbentuk bulat memanjang dengan permukaan berbintil-bintil dan berasa
pahit. Bagian buah yang masak berwarna jingga. Daging buahnya tebal dan
didalamnya terdapat biji yang banyak. Biji pare berbentuk bulat putih
danpermukaannya tidak rata. Biji pare keras karena memiliki kulit yang tebal
dengan warna coklat kekuning-kuningan. Biji-biji ini dapat digunakan sebagai
alat perbanyakan tanaman pare secara generative.
1.1.
Nama
Daerah Dan Klasifikasi Dalam Taksonomi Tumbuhan
Wilayah
penyebaran pare yang sangat luas menyebabkan tanaman ini dikenal dengan
berbagai nama daerah. Masyarakat Jawa menyebut tanaman ini dengan nama pare.
Berbeda dengan masyarakat Batak, Bugis, Bima, Makassar dan Sunda yang
menyebutnya paria. Dibeberapa wilayah di Sumatera, pare dikenal dengan nama
prieu, paria, folia, dan kembeh. Nama lainnya adalah papare (Jakarta), pepareh
(Madura), paya (Bali), prien (Gayo), popare (Manado), papalia (Maluku), paya,
pariak (Nusa Tenggara) dan foria (Nias).
Di
beberapa negara, pare juga dikenal sesuai dengan bahasa yang digunakan.
Misalnya, di Jerman disebut dengan margose dan di Spanyol disebut dengan
curdiamor. Nama lainnya adalah ampalaya (Filiphina), kerela (India) dan fukwa
(Cina). Di Jepang umumnya disebut kiuri, tetapi penduduk Kepulauan Okinawa yang
banyak mengonsumsi pare menyebutnya goya. Sementara itu, dalam bahasa Inggris
pare disebut dengan bittergourd, balsampear, atau bittermelon.
Berdasarkan
ilmu taksonomi atau klasifikasi tumbuhan, pare dikelompokkan sebagai berikut.
Divisi
(divisio) : Spermatophyte
Anak
divisi (sub divisio) : Angiospermae
Kelas
(class) : Dicotyledoneae
Bangsa
(ordo) : Cucurbitales
Suku
( family ) : Cucurbitacae
Marga
(genus) : Momordica
Jenis
(spesies ) : Momordica
charantia
Kelompok tanaman yang termasuk suku
cucurbitaciae atau timun timunan ini memiliki 96 marga dan 750 jenis. Genus
atau marga momordica sendiri tersebar diseluruh dunia, terutama diafrika
sekitar 45 spesies. Beberapa jenis tanaman yang berkerabat dekat dengan pare
dan sudah dibudidayakan antara lain oyong (luffa
acutangula L.Roxb),labu atau
waluh besar (cucurbita moschatta Duch
ex Poir), labu siam (sechium edule Jacq
Sw), beligo (benin casa histida), dan
mentimun (cucumis sativus L.).
.
1.2.
Manfaat Pare
Di Indonesia, pare atau paria telah
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional atau jamu. Salah satu
manfaat tanaman ini yang belum banyak digali adalah efeknya sebagai
antilipidemik yang dapat memperbaiki profil lipid darah.
Pare memiliki kandungan dan manfaat
untuk kesehatan kulit. Pare memiliki kandungan vitamin C, kalium, dan karoten.
Vitamin C dalam pare bermanfaat untuk menjaga kulit dari sinar ultra violet,
dan mencegah kerutan di wajah. Manfaat pare sangat baik sebagai antioksidan
yang dapat menangkal radikal bebas, sehingga dapat difungsikan untuk
memperlambat penuaan dan menyegarkan kulit. Antioksidan dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak akibat radikal bebas dan menangkal
radikal bebas. Antioksidan dalam bahan kosmetik dapat memberikan efek
melembabkan dan mencerahkan kulit, dengan demikian kulit tidak hanya terjaga
kelembapannya namun terlihat lebih bercahaya.
Buah Pare yang sering
digunakan sebagai lalapan ternyata mengandung khasiat lebih bagi kesehatan.
Pare alias paria kaya mineral nabati kalsium dan fosfor, juga karotenoid. Pare
mengandung alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP30 (momordica antiviral
protein 30) yang bermanfaat sebagai anti HIV/AIDS. Akan tetapi, biji pare juga
mengandung triterpenoid yang mempunyai aktivitas anti spermatozoa, sehingga
penggunaan biji pare secara tradisional dengan maksud untuk mencegah AIDS dapat
mengakibatkan infertilitas pada pria. Konsumsi pare dalam jangka panjang, baik
dalam bentuk jus, lalap atau sayur, dapat mematikan sperma, memicu impotensi,
merusak buah zakar dan hormon pria, bahkan berpotensi merusak liver. Bagi
wanita hamil, sebaiknya konsumsi pare dibatasi karena percobaan pada tikus
menunjukkan pemberian jus pare menimbulkan keguguran.
1.3.
Manfaat
pare sebagai tanaman obat
Dalam agenda pengobatan tradisional, pare memberkan andil yang cukup
besar bagi masyarakat. Selain kandungan gizinya yang tinggi pare juga mempunyai
khasiat sebagai obat, sehingga sering dimanfaatkan sebagai bahan ramuan jamu. Penggunaan bahan alam
sebagai obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di
dunia. Pengobatan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern.
Beberapa penelitian sudahmembuktikan adanya sejumlah
bahan alami yang bisa dijadikan obat. Tanaman yang telah diteliti dan memberi
indikasi positif dalam penyembuhan hiperlipidemia diantaranya adalah tanaman
yang biasa dipakai sebagai bahan sayur dan bumbu dapur. Salah satu bahan alam
yang bisa dijadikan alternatif dalam mengontrol kadar lipid adalah
pare
(Momordica charantia).
a.
Pengaruh ekstrak buah pare terhadap berat kelenjar prostat
Dalam pengujian empat
puluh ekor tikus putih jantan dengan bobot badan 200-250 gram diaklimatisasi,
dan diobservasi untuk melihat kondisi hewan. Hewan diinduksi dengan testosteron
propionat0,1 mg/200 g BB per oral secara terusmenerus selama14 hari. Setelah
itu, tikustikus itu dibagi menjadi 5 kelompok (masingmasing
kelompok
terdiri dari 8 ekor tikus) sebagai berikut:
- - kelompok ekstrak buah pare dosis 600 mg/kg
- bobot badan
- - kelompok ekstrak buah pare dosis 300 mg/kg
- bobot badan
- - kelompok ekstrak buah pare dosis 150 mg/kg
- bobot badan
- - kelompok ekstrak buah pare dosis 75 mg/kg
- bobot badan- kelompok kontrol (menggunakan akuades).
Setelah pemberian 14 hari, berat kelenjar prostat paling ringan
terlihat pada dosis 600 mg, diikuti dosis 300 mg, 150 mg, 75 mg/kg BB, dan
(yang paling berat) akuades.
Perbedaan bermakna hanya terlihat pada dosis 600 mg/ kg BB,
dibanding dengan akuades (uji ANOVA,p <0,01)
Rata-rata berat kelenjar prostat (dalam mg) pada berbagai
kelompok perlakuan.
Keterangan: Dosis 1 = 600 mg/kg BB, Dosis 2 = 300 mg/kg BB,
Dosis 3 = 150 mg/kg BB,
Dosis 4 = 75 mg/kg BB, Dosis 5 = Akuades.
Ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) 70% dalam
dosis 600 mg/kg BB dapat menurunkan berat kelenjar prostat tikus yang diinduksi
dengan testosteron propionat.
Buah
pare mengandung charatin dan alkaloid yang pahit, yaitu momordicin. Momordicin
banyak digunakan masyarakat untuk penyembuhan demam dan pengusir cacing kremi.
Table 1. Berikut menerangkan senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman pare,
kususnya buah, daun, dan biji, serta pemanfaatannya bagi dunia pengobatan.
Table 1. senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman
pare dan pemanfaatannya sebagai obat
Bagian
tanaman pare
|
Senyawa
kimia yang terkandung
|
Pemanfaatan
|
Buah
|
Karbohidrat, momordisin,
protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, saponin, flafonoid,
steroid/triterpenoid, asam fenolat, alkaloid, karatonoid charantin, chorine, cryptoxanthin,
cucurbitins, cucurbitacins, cucurbitanes, cydoartenols, diosgenin, asam
elaeostearid, arythodiol, asam galakturonik, asam gentisik, goyoklicosides,
goyasaponis, guanylate cyclase inhibitors, gypsogenin, hydroxytryptamines,
karounidios, lanosterol, lauric acid, asam linoleat, momorcharasides,
momorcharins, momordenol, momordicilyn, momordicins, momordicinin,
momordicosides, momordin, multiflorenol, myristic acid, nerolidol, asam
oleat, asam oksalat, penta decons, peptides, petroselinic acid, polypeptides,
ribosome-inactivating proteins, rosmorinik acid, rubixanthin, spimasterol,
steroidal glycosides, stigmasto-diouls, stikmasterol, toraxerol, trehalose,
trypsin inhibitors, urasil, vaccine, v-insulin, verbascoside, vicine, zeatin,
zeatin reboside, zeaxonthin, dan zeinoxanthin.
|
Penurunan panas, obat cacing,
sakit saat haid, terlambat haid, nifas, memperlancar ASI, batuk, luka,
bisulan, sembelit, menambah nafsu makan, mual, sakit liver, malaria, demam,
sifilis, dan kencing nanah.
|
Daun
|
Vitamin A, Vitamin B, Vitamin
C, soponin, flavonoid, steroid/triterpenoid, asam venolat, alkaloid, dan
karotonoid.
|
Penurunan demam, obat cacing,
penurunan kadar gula darah atau diabetes mellitus, obat batuk, radang
tenggoro, rasa haus karena panas demam, malaria, pingsan karena panas,
meningkatkan air susu, meningkatkan nafsu makan, penyakit disentri, rematik,
sariawan, sakit saat haid, dan bisa menyuburkan rambut pada anak balita
|
Biji
|
Asam lemak, asam butirat, asam
palmitat, asam linuleat, dan asam streorat
|
Obat cacing, obat luka,
impotensi, dan kangker
|
Table 2. pemanfaatan
pare dalam pengobatan di manca Negara
1.4.
Macam macam pare
a. Pare
yang dikenal masyarakat
Pare
yang dikenal masyarakat ada tiga macam yakni pare hijau, pare putih, dan pare
ular. Uraian ketiga jenis pare tersebut sebagai berikut.
·
Pare hijau. Sesuai dengan namanya, pare
ini berwarna hujau dan rasanya pahit. Jenis pare hijau yang dikeal masyarakat
Antara lain pare ayam, pare kodok, dan pare alas atau pare gengge.buah pare
hijau ini terbentuk lonjung kecil dan berbintil halus. Ukurannya lebih kecil
dibandingkan dengan pare putih.
Gambar
buah pare hijau
·
Pare putih dikenal dengan mana pare
gajah atau pare mentega. Buah pareh putih berwarna putih kekuningan, berbetuk
bulat dengan panjang 30-50cm dan ber4daging tebal. Permukaannya berbintil
bintil besar yang arahnya sepanjang buah. Rasa buah pare putih ini tidak
terlalu pahit seperti pare hijau.
Gambar
pare putih
·
Pare ular dikenal dengan nama pare belut
dan pare alas atau pare leuweung. Permukaan kulit buahnya berwarna hijau
keputihan, menyerupai kulit ular. Rasa buah pare ular ini tidak sepahit pare
hijau bentuk buahnya bulat memanjang. Buah pare ular ini unik karena mudah
sekali melengkung. Biasanya, agar tetap lurus, ujung buah diberi pemberat
berupa batu kecil.
Gambar
pare ular
Dilihat dari kekerabatannya dalam dunia tumbuhan,
pare ular tidak dimasukkan dalam kelompok marga atau genus yang sama dengan
pare hijau dan pari putih.pare ular termasuk genus trichosanthus dengan nama spesies trichosanthus anquina L. sementara
itu, pare hijau dan pare putih termasuk genus momordica.
b. Pare
yang diproduksi di Indonesia
Paling tidak, ada delapan varietas pare dari
kelompok genus momordica yang doproduksi
oleh perusahaan benih didunia. Varietas pare yang diproduksi di Indonesia
adalah giok 9 F1 (hibrida). Penampakan buah pare jenis ini sangat menarik yakni
berbentuk silindris pendek gemuk dan ujugnya tumpul, tidak bergerigi, dan
berwarna hijau tua. Daging buahnya tebal dan empuk. Rasanya tidak begitu pahit.
Panjang buah biasa mencapai 20cm dengan diameter 8cm.bobotnya mencapai 350 gram
perbuah atau sekitar 3 buah perkilogramnya. Umur panenya 50 hari setelah masa
semai dengan produksi mencapai 6 kilogram pertanaman.
c. Kelebihan
dan kelemahan pare hibrida
Pare hibrida memiliki kelebihan dan kekurangan.
Umumnya, pare hibrida dikatakan unggul karena memiliki kelebihan sebagai
berikut.
·
Umur tanaman untuk berbuah sampai panen
relative pendek.
·
Produksi buah yang dipane relative
tinggi, yaitu mencapai 6 – 15 kilogram pertanaman.
·
Buahnya besar dengan berat rata – rata
300 – 900 gram perbuah
·
Buah yang dipanen memiliki kualitas
prima berukuran seragam dan rasanya tidak terlalu pahit.
Pare hibrida ini memiliki kekurangan yang harus
diperhatikan oleh para petani atau pembudidaya pare. Salah satu kekurangannya
adalah biji – biji dari turunan pertama pare hibrida tidak baik juka dibenihkan
kembali. Umumnya, tanaman yang tumbuh dari biji pare yang berasal dari buah
tanaman turunan pertama berbeda dengan sifat – sifat induknya sering kali,
tanaman tersebut menyimpan atau mengalami segregasi dari sifat sifat induknya
yang unggul. Karena itu membenihkan pare dari jenis tanaman pare hibrida tidak
dianjurkan.(Subahar 2004)
1.5.Kandungan
Gizi Sayuran Pare
Buah pare adalah bagian tanaman yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi karena kandungan gizinya yang realif besar (table 2.).
bagian tanaman pare yang lain memiliki kandungan gizi tinggi adalah daunnya
(Tabel 3.). Karena itu pemannfaatannya dijadikan berbagai jenis makanan olahan
harus tetap dimasyarakatkan.
Table 1. gizi yang terkandung dalam setiap 100 gram buah pare segar
(mentah)
Table 3. Gizi yang terkandung dalam setiap 100 gram daun pare segar
(mentah)
Di dalam buah pare banyak mengandung
bahan aktif seperti cucurbitasin (zat pahit), momordikosid, momorkarin,
momordisin, momordin, asam trikosapar, resin, asam resina, vitamin A, B, dan C,
karantin, hydroxytryptamine, dan saponin. Daging buah pare mengandung
momordisin, momordin, momordiasin, asam resinat, dan sterol (stigmasterol dan
β-sitosterol).
Dari penelitian yang dilakukan Anila dan Vijayalakshmi
(2000), salah satu kandungan dari pare yang diduga mempunyai efek antilipidemik
adalah senyawa flavonoid.8 Flavonoid adalah metabolit sekunder dari tanaman
yang merupakan antioksidan potensial pencegah pembentukan radikal bebas.
Kandungan lain dalam pare yang
diduga berperan dalam menurunkan resiko aterosklerosis adalah vitamin. Vitamin
A dan E berperan sebagai anti oksidan, vitamin C menguatkan dinding pembuluh
darah, dan vitamin B3 yang menurunkan produksi very low density lipoprotein
(VLDL) yang dapat menghambat terjadinya aterosklerosis.
1.6.
Panen
Tanaman pare mulai berbuah pada umur 2,5
bulan sejak tanaman benih atau 1,5 bulan setelah pindah tanaman bibit dari
persemaian. Panen pertama buah pare muda dapat dilakukan pada waktu tanaman
berumur 3 bulan sejak tanaman benih atau 2 bulan setelah pindah tanaman bibit
dari persemaian. Panen berikutnya dilakukan secara periodic 2 kali seminggu
atau tergantung kebutuhan.
|
Pemanenan buah pare
jangan terlambat, karena dapat menurunkan kualitas hasil, Antara lain menjadi
tidak enak dimakan. Sebaliknya, panen buah pare terlalu awal (amat muda)
berpengaruh menurunkan produksi buah.
Cara panen buah pare
dengan memetik satu persatu bersama dengan tangkai buah. Pemetikan dilakukan
dengan tangan, pisau, maupun gunting tajam. Daya hasil buah pare dapat mencapai
30 butir per tanaman.
Lahan kebun seluas 1
hektar dapat menghasilkan 25 ton – 30 ton atau lebih. Pare varietas hibrida
dengan populasi 810 tanaman dan rata- rata berat perbuah 500 gram dapat
menghasilkan lebih dari 40 ton perhektar.
1.7.
Hasil Olahan Sayuran
Pare
Selama
ini, pemanfaatan buah pare yang dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi
sayuran, teh, dan manisan, baik itu manisan basah maupun kering. Namun sejauh
ini pengolahan pare menjadi sayuran atau teh masih membuat masyarakat enggan
mengkonsumsinya dikarenakan masih tersisa rasa pahit. Pengolahan buah pare
menjadi manisan lebih disarankan karena dapat menyamarkan rasa pahit,
memperpanjang umur simpan, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi buah pare.
Rentang
waktu produksi manisan buah pare dan konsumsinya membuat perlu disimpan
terlebih dahulu. Biasanya manisan basah hanya disimpan di suhu ruang atau di
refrigerator. Penyimpanan manisan ini akan menyebabkan penurunan mutu produk
seperti: perubahan kimia, pertumbuhan mikroba, dan sensorisnya. Perubahan
sensoris selama penyimpanan dapat mempengaruhi penerimaan
konsumen.